PORTAL BONTANG – Demi tercapainya target penurunan stunting diperlukan upaya yang serius dan kerja keras semua pihak. Salah satunya melalui kolaborasi lintas sektor sejak dari intervensi hulu-hilir, intervensi spesifik dan sensitif serta pendekatan penta helix.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita dalam kegiatan Pertemuan Satgas Stunting dengan Pemangku Kebijakan Provinsi Kaltim di Hotel Mercure Samarinda pada Selasa 18 Oktober 2022.
Menurut data yang dihimpun TPPS, saat ini prevalensi stunting di Kaltim pada tahun 2021 sebesar 22,8 persen. Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting telah melakukan berbagai upaya demi menurunkan angka tersebut.
Pertama, telah terbentuknya sebanyak 1.959 tim dari 5.877 orang tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari unsur bidan, kader KB dan kader PKK di seluruh desa/kelurahan se-Kaltim demi memberikan edukasi serta pendampingan kepada keluarga beresiko stunting.
Pihaknya juga telah membentuk TPPS di 10 kabupaten/kota, 103 kecamatan dan 1.038 desa/kelurahan.
“Untuk audit kasus stunting semester 1 tahun 2022 telah dilaksanakan di 4 kabupaten/kota,” terang Noryani.
Selain itu, terdapat pula kegiatan minilokarya yang dilaksanakan di kabupaten/kota. Dimana target sasarannya antara lain pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca bersalin, ibu menyusui dan anak usia di bawah 5 tahun.
“Semoga dengan upaya kita bersama, prevalensi di Kalimantan Timur terus menurun dan tidak ada penambahan kasus stunting,” harapnya. ***