PORTAL BONTANG – SMA Muhammadiyah 3 Bungan – Gresik yang dikenal dengan Smadiga sudah dua tahun mempertegas langkahnya untuk konsen pada pengembangan bahasa asing terlebih pada bahasa inggris.
Berbagai hal pun dilakukan Smadiga seperti kolaborasi kegiatan untuk bisa mengenalkan sekolah dan berbagai pengalaman dengan sekolah di luar negeri seperti Jepang, Filipina, India, Malaysia bahkan Amerika.
Kali ini, Smadiga bukan hanya melakukan kegiatan bersama sekolah di luar negeri secara online namun juga sekolah offline. Smadiga yang diwakili oleh Mufrika selaku kepala sekolah , mengkuti 1st Internasional Conference on Education di Sejong Korea pada 20 – 25 Oktober 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 60 perwakilan guru dan kolaborator dari berbagai negara yaitu Amerika 3 orang, Taiwan 3 orang, Malaysia 2 orang, India 1 orang, Kazashtan 1 orang, Indonesia 2 orang yakni Smadiga dan SD Aisyiyah Kota Malang, serta peserta lainnya dari guru yang ada di Sejong, Korea Selatan.
Rika sapaan akrab dari Mufrika menyampaikan, ada beberapa tahapan interview yang harus dijawab dengan serius hinga melewati tujuh tahapan.
“Salah satunya tentang skill dan pengalaman yang dimiliki terkait dengan pengembangan pendidikan bahasa inggris,” tuturnya dilansir PortalBontang.com dalam rilisnya.
Rika sangat mensyukurinya karena tak semua bisa ikut dalam konferensi ini. Lanjutnya, hanya sekolah peserta yang memiliki kriteria tertentu yang bisa mengikuti kegiatan ini.
Selama di Sejong, Rika mengikuti berbagai kegiatan seperti diskusi, sharing, group work, visiting, dan kolaborasi. Kegiatan ini juga semakin menarik karena peserta disambut dengan welcoming dinner, introductory session dengan saling bertukar name card antar peserta.
Tak hanya itu, dalam konferensi ini, Kementrian Pendidikan Korea juga hadir dan menjadi pembicara diikuti dengan atase pendidikan Sejong.
Di akhir sesi peserta juga diminta untuk melakukan FGD untuk dapat membahas tema-tema aktual pendidikan sehingga hasilnya nanti dapat memberikan rekomendasi bagi kemajuan pendidikan di tempat asal masing-masing.
Masing-masing peserta juga mendapatkan kesempatan untuk bisa melakukan teaching class di Sajeong School yang merupakan salah satu sekolah dasar negeri di Korea Selatan. dengan begitu, peserta bisa dapat berinteraksi secara langsung bersama guru-guru dan siswa yang ada di sana.
Kurikulum di sana terlihat sangat inovatif, sederhana dan mudah di terapkan di kelas. Siswa bisa menikmati pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Kurikulum seperti di korea ini harus bisa kita terapkan di Indonesia,” ujar Rika pasca berdiskusi dengan tenaga pendidik di sana.
“Banyak manfaat dan inspirasi yang saya peroleh dari kegiatan ini, semoga ke depan di Indonesia terlebih Smadiga bisa turut memberikan kontribusi untuk kemajuan pendidikan. Saya sangat senang dengan adanya program ini, semoga tetap terus terjalin kolaborasi ini sehingga antar penggerak pendidikan yang mengikuti kegiatan ini bisa me-recharge semangat dan inovasi untuk memperbaiki pendidikan di sekolah masing-masing,” tutupnya.***