PORTAL BONTANG – Kerja sama antara Indonesia dengan Argentina semakin diperkuat, dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) terkait perpanjangan Forum Konsultasi Bilateral guna membahas upaya peningkatan kerja sama kedua negara di berbagai bidang.
Penguatan kerja sama antara Indonesia dengan Argentina ini dilakukan di sela pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dan Menlu Argentina, Santiago Cafiero.
MoU antara Indonesia dan Argentina tersebut ditandatangani kedua Menlu di sela-sela Pertemuan Menlu G20 (G20 Foreign Ministers’ Meeting/FMM) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Rabu 6 Juli 2022. Hal tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan tertulisnya.
“Secara khusus, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian dan energi. Menlu Argentina juga menyatakan minat perusahaan Argentina untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) baru,” kata Kemlu RI, dikutip PortalBontang.com dari Info Publik.
Selain isu bilateral, kedua menlu juga membahas perkembangan terkini di Ukraina dan dampaknya terhadap rantai pasok pangan global, terutama bagi negara-negara berkembang. Indonesia dan Argentina sepakat bahwa penting bagi negara-negara berkembang untuk terus menyuarakan agar perang segera diakhiri.
“Menlu Argentina menyampaikan apresiasi atas presidensi Indonesia di G20 dalam situasi yang sulit ini,” ujar Kemlu RI.
Sebagai platform multilateral strategis yang berperan mengamankan masa depan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi global, G20 memiliki 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Prancis, China, Turki, dan EU.
Sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia memberikan prioritas pada kerja sama di bidang penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Dengan adanya situasi baru di Ukraina, maka isu terkait ketahanan pangan juga akan banyak dibahas dalam berbagai pertemuan G20.
Meskipun FMM tidak akan menghasilkan dokumen resmi atau komunike, pembahasan isu global oleh para menlu G20 diharapkan dapat mendorong kerja sama yang lebih konkret di masa depan. ***