PORTAL BONTANG – Menjelang masuknya Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kaltim, akan memberikan dampak besar terhadap persaingan pekerjaan.
Apalagi, adanya status IKN, akan menyebabkan migrasi penduduk dari luar daerah ke Kaltim semakin banyak. Hal ini berpotensi adanya peningkatan kesenjangan gender.
Menurut Kepala Bidang Kesetaraan Gender Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Dwi Hartini, masuknya IKN tidak bisa dijadikan sebagai hambatan. Melainkan dilihat sebagai tantangan.
“Justru ini tantangan ya, banyak kesempatan untuk bisa meningkatkan pemberdayaan perempuan itu jalur utama karena nanti di IKN itu pegawainya didatangkan, pasti terjadi persaingan, mereka pasti juga membutuhkan potensi lokal,” terang Dwi.
Agar tidak tergerus oleh pendatang, Dwi mengajak seluruh perempuan daerah bisa bersaing dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan IKN. Jangan sampai perempuan lokal hanya menjadi penonton dan pasrah dengan adanya pendatang.
Mewujudkan hal tersebut, perempuan di Kaltim harus meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri melalui pelatihan-pelatihan atau menambah wawasan lebih banyak lagi. Semakin kapasitas diri ditingkatkan, semakin besar pula kesempatan untuk berkontribusi di pembangunan IKN.
Selain itu, Dwi menyatakan DKP3A Kaltim terus mendorong seluruh dinas kabupaten/kota terkait untuk melakukan upaya peningkatan pemberdayaan perempuan. Karena hal ini memerlukan dukungan dari pemerintah daerah itu sendiri.
“Maka kami mendorong kepada seluruh dinas terkait melakukan peningkatan pemberdayaan perempuan di semua sektor sehingga kita tidak menjadi penonton,” pungkasnya. ***