PORTAL BONTANG – Setelah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dipastikan akan pindah ke Kaltim, ada banyak potensi yang akan terjadi di Kaltim. Salah satunya pertambahan penduduk yang masuk ke Kaltim. Bahkan, direncanakan sekitar 180.000 ASN pusat pindah ke IKN.
IKN menjadi tantangan tersendiri kepada Tim Penyusunan GDPK Kaltim di bawah Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A). Karena, perbandingan migrasi masuk-keluar tidak seimbang. Di mana, masuknya penduduk baru lebih besar 5 kali lipat dibandingkan yang keluar.
Kepala Bidang PPKB DKP3A Kaltim Syahrul Umar mengakui bahwa IKN tersebut menjadi tantangan penyusunan GDPK.
“Yang menjadi masalah, migrasi in-out-nya. Karena berapa yang keluar dan masuk, ini lebih banyak yang masuk setelah ada IKN. Maka tantangan tersendiri kita ini GDPK,” katanya.
Tantangan yang dimaksud ini adalah menjadi sejarah dan pertama kalinya tim penyusunan GDPK Kaltim merancang GDPK yang berkaitan dengan IKN.
Mencegah terjadinya kesalahan, Syahrul Umar pada saat kesempatan beberapa waktu lalu menghadiri acara di Universitas Gadjah Mada (UGM) DI Yogyakarta dan bertemu dengan perwakilan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
“Untuk Kaltim sendiri akan dibantu oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri RI untuk menguatkan dokumen GDPKnya,”tandasnya. ***