PORTAL BONTANG – Menjelang masuknya Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kaltim, memberikan kekhawatiran tersendiri. Di mana, kasus kekerasan perempuan dan anak semakin merajalela. Hal ini disebabkan, seluruh sektor mengalami perubahan.
Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita mengakui, pihaknya belum bisa memastikan akan terjadinya zero tindak kekerasan perempuan dan anak di Kaltim ketika IKN masuk.
“Berat kali ya, tahun 2022 aja meningkat. Paling tidak kita harapkan menurun (kasus kekerasan perempuan dan anak), harus ada upaya sinergitas pemerintah provinsi dan kota,” katanya.
Soraya menyatakan, pihaknya berupaya keras untuk bisa menurunkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak menjelang tahun 2024. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut ialah terus memasifkan langkah pencegahan.
“Perlu kita edukasi masyarakat bagaimana kasus kekerasan ini bisa menurun. Sinergi masyarakat dengan pemerintah untuk bersama-sama melakukan pencegahan,” tegas Soraya.
Ia menilai, peran masyarakat sangat penting sebagai pengawasan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk aktif berpartisipasi membantu pemerintah daerah dalam menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak. ***