PORTAL BONTANG – Hingga 31 Agustus 2022, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Balikpapan didominasi dengan kasus kekerasan seksual. Yakni berjumlah 25 kasus dengan korban terbanyak anak, 19 orang.
Menjadi perhatian lebih ialah korban kekerasan seksual di Balikpapan kebanyakan merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan masih di bawah umur.
Kasus kekerasan seksual ini menjadi perhatian oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan.
Kepala DP3AKB Balikpapan, Alwiati menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya kekerasan perempuan dan anak.
“Sebagian besar kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak itu berasal dari lingkungan sekitar. Misalnya di rumah, di sekolah, di tempat umum/publik,” kata Alwiati.
Selain itu, gaya bergaul atau pergaulan juga berpengaruh besar terhadap terjadinya kekerasan dalam lingkungan sosial.”Gadget juga sangat sulit untuk dibatasi,” lanjutnya.
Meskipun tidak secara langsung, faktor ekonomi pun bisa menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Mengenai latar belakang pendidikan pelaku, menurut Alwiati, tidak bisa menjadi tolok ukur penyebab pelaku melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Saya tidak bisa bilang atas latar belakang pendidikan karena memang pelaku ini bisa juga berlatar belakang pendidikan yang cukup tinggi. Contohnya saja kasus yang terjadi di institusi pendidikan,” tegasnya.
Berbagai faktor yang bisa menyebabkan kekerasan perempuan dan anak. Pihaknya memastikan akan berupaya keras dalam menekan angka kasus tersebut. ***